Dermatitis Seboroik Penyakit Yang Tidak Bisa Sembuh Total
Dermatitis Seboroik Penyakit Yang Tidak Bisa Sembuh Total

Dermatitis Seboroik Penyakit Yang Tidak Bisa Sembuh Total

Dermatitis Seboroik Penyakit Yang Tidak Bisa Sembuh Total

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Dermatitis Seboroik Penyakit Yang Tidak Bisa Sembuh Total
Dermatitis Seboroik Penyakit Yang Tidak Bisa Sembuh Total

Dermatitis Seboroik Adalah Kondisi Peradangan Kulit Kronis Yang Menyebabkan Kulit Menjadi Kemerahan, Bersisik Dan Mengelupas. Biasanya kondisi ini ada di area yang kaya akan kelenjar minyak seperti kulit kepala, wajah, dada bagian atas dan punggung. Pada bayi kondisi ini di kenal dengan istilah “cradle cap”. Dermatitis ini juga tidak menular tetapi bisa kambuh secara berkala dan memerlukan perawatan jangka panjang. Penyebab pasti Dermatitis Seboroik pun belum di ketahui namun di duga berkaitan dengan pertumbuhan berlebih jamur Malassezia. Termasuk dengan ketidakseimbangan sistem kekebalan tubuh dan faktor genetik.

Lalu gejala umumnya biasanya meliputi kulit yang berminyak namun bersisik, munculnya bercak merah, rasa gatal serta kulit kepala berketombe. Pada kasus yang lebih berat, sisik bisa menebal dan menyebabkan iritasi yang cukup mengganggu. Faktor-faktor seperti stres, cuaca dingin atau kering, serta gangguan neurologis atau sistem kekebalan seperti HIV/AIDS dan penyakit Parkinson juga dapat memperburuk kondisi ini. Meski tidak berbahaya, dermatitis seboroik juga bisa menurunkan rasa percaya diri penderitanya jika tidak di tangani dengan tepat.

Nah penanganannya umumnya di lakukan dengan penggunaan sampo khusus yang mengandung zat aktif. Misalnya seperti ketoconazole, selenium sulfida atau zinc pyrithione untuk mengontrol jamur di kulit kepala. Untuk area wajah atau tubuh maka krim antijamur atau kortikosteroid ringan juga bisa di gunakan. Lalu selain pengobatan medis juga harus menjaga kebersihan kulit, menghindari penggunaan produk berminyak serta mengelola stres. Bahkan konsultasi dengan dokter kulit sangat di anjurkan jika gejala tidak membaik agar mendapat penanganan yang sesuai. Karena dengan perawatan rutin dan pola hidup sehat, kondisi ini dapat di kendalikan meskipun tidak sepenuhnya sembuh permanen.

Penyebab Munculnya Dermatitis Seboroik

Selanjutnya untuk Penyebab Munculnya Dermatitis Seboroik biasanya karena kombinasi berbagai faktor yang memicu peradangan pada kulit. Nah salah satu penyebab utamanya adalah pertumbuhan berlebihan dari jamur Malassezia yang secara alami ada di permukaan kulit manusia. Dalam kondisi tertentu jamur ini bisa berkembang lebih cepat dan memicu reaksi peradangan. Misalnya seperti peningkatan produksi sebum (minyak kulit) atau sistem kekebalan tubuh yang melemah. Sehingga akibatnya kulit menjadi merah, bersisik dan terasa gatal atau tidak nyaman.

Selain itu faktor genetik dan hormonal juga berperan dalam memunculkan dermatitis seboroik. Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa akan lebih berisiko mengalaminya. Perubahan hormon baik pada masa pubertas maupun akibat kondisi medis tertentu juga dapat memicu peningkatan produksi minyak di kulit yang juga mendukung pertumbuhan jamur. Karena itu penyakit ini lebih sering terlihat pada bayi (dalam bentuk cradle cap), remaja dan orang dewasa muda.

Lalu faktor lain yang juga turut memicu atau memperburuk dermatitis seboroik adalah stres, cuaca ekstrem dan gangguan kesehatan tertentu. Stres emosional dapat menurunkan daya tahan tubuh dan memperparah kondisi kulit. Demikian pula dengan cuaca dingin atau kering yang dapat mengiritasi kulit. Bahkan penderita gangguan neurologis seperti Parkinson serta orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah juga lebih rentan mengalaminya. Jadi kombinasi dari semua faktor ini membuatnya bisa kambuh berulang dan memerlukan penanganan jangka panjang untuk menjaga stabilitas kulit.

Prosedur Penanganannya

Nah setelah ini kita juga harus mengetahui bagaimana Prosedur Penanganannya. Penanganan dermatitis seboroik ini bertujuan untuk mengurangi gejala peradangan, mengendalikan pertumbuhan jamur dan mencegah kekambuhan. Prosedur yang paling umum bisa di mulai dengan penggunaan sampo medis untuk penderita yang mengalami gejala di kulit kepala. Sampo yang mengandung bahan aktif akan membantu menekan pertumbuhan jamur Malassezia yang menjadi salah satu pemicu utama kondisi ini. Misalnya seperti ketoconazole, selenium sulfida, zinc pyrithione atau tar batubara. Dan sampo tersebut biasanya di gunakan dua hingga tiga kali dalam seminggu tergantung tingkat keparahan.

Lalu untuk area kulit selain kepala seperti wajah, dada atau punggung maka krim atau salep antijamur dan antiinflamasi sering di resepkan. Krim antijamur seperti ketoconazole atau clotrimazole akan membantu mengurangi jumlah jamur di kulit. Sementara krim kortikosteroid ringan seperti hidrokortison membantu meredakan peradangan dan rasa gatal. Pemakaian krim steroid biasanya di batasi agar tidak di gunakan dalam jangka panjang karena bisa menimbulkan efek samping seperti penipisan kulit. Karena dokter kulit akan menentukan jenis dan dosis pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien.

Kemudian selain pengobatan medis, perawatan kulit harian dan penghindaran pemicu juga penting dalam prosedur penanganan. Pasien di sarankan untuk mencuci wajah dan kulit kepala secara rutin dengan sabun atau pembersih ringan. Tentunya juga menghindari produk berminyak atau berbahan keras serta mengelola stres dengan baik. Jika gejala tidak membaik atau sering kambuh maka konsultasi lanjutan dengan dokter kulit di perlukan untuk menyesuaikan metode penanganan. Karena dengan perawatan rutin dan pengawasan medislah dermatitis seboroik bisa di kendalikan meskipun tidak dapat di sembuhkan sepenuhnya.

Pantangan Makanan Bagi Penderita Dermatitis Seboroik

Bagi setiap penderita kondisi ini pasti tidak semuanya tahu apakah ada berbagai macam makanan yang tidak bisa di konsumsi. Karena itu kami akan membahas apa saja Pantangan Makanan Bagi Penderita Dermatitis Seboroik. Apalagi pantangan makanan ini sangat penting untuk di perhatikan karena beberapa jenis makanan dapat memicu peradangan atau memperparah kondisi kulit. Salah satu makanan yang sebaiknya di hindari adalah makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan. Misalnya seperti kue manis, roti putih dan minuman bersoda. Apalagi gula berlebih dapat meningkatkan kadar insulin yang bisa merangsang produksi minyak di kulit. Sehingga dampaknya mempercepat pertumbuhan jamur Malassezia, pemicu utama dermatitis seboroik.

Selain itu makanan olahan tinggi lemak jenuh dan trans juga harus di batasi. Makanan cepat saji, gorengan dan daging berlemak tinggi dapat memperburuk peradangan dalam tubuh termasuk pada kulit. Apalagi lemak jenis ini tidak hanya berdampak pada sistem pencernaan dan jantung. Melainkan juga bisa memperparah gejala kulit berminyak dan bersisik yang di alami oleh penderita. Sehingga mengganti sumber lemak jahat dengan lemak sehat akan membantu memperbaiki kondisi kulit. Misalnya seperti yang terdapat dalam alpukat, kacang-kacangan dan ikan berlemak.

Kemudian penderita dermatitis seboroik juga di sarankan untuk mengurangi konsumsi produk susu dan makanan yang memicu alergi. Misalnya seperti keju, susu sapi, atau telur terutama jika di temukan adanya sensitivitas. Karena produk ini bisa menyebabkan reaksi peradangan ringan hingga berat pada sebagian individu. Jadi sebagai gantinya bisa mengkonsumsi buah dan sayur yang kaya antioksidan, vitamin A, C dan E. Karena berbagai vitamin ini sangat di anjurkan untuk membantu menjaga kesehatan kulit. Sehingga dengan pola makan yang seimbang dan penuh kesadaran, gejala dermatitis seboroik dapat di kendalikan lebih baik. Sekianlah pembahasan kali ini mengenai kondisi penyakit Dermatitis Seboroik.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait